Sunday, June 29, 2008

“Agar Anak Cinta Al-Qur’an”

Agar Anak Cinta Al-Qur’an

(Agar Anak Akrab dengan Al-Qur’an)

Pengarang : Dr. Muhammad Fahd Ats-Tsuwaini

Judul Asli : كيف تحبّب القـــرآن الكـــريم إلى نفـــوسى أبنائكّ

Penerjemah : Arif Munandar

Penerbit : (Solo: Mumtaza, Agustus 2007)

Mukaddimah

Siapakah Manusia Terbaik?

Menurut Nabi Muhammad s.a.w., mereka itu adalah dua golongan manusia:

Pertama, yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain. Nabi s.a.w. menjelaskan: خـــيركم من تعلّم القـــرآن وعلّمـــه (رواه البخـــارى والترمـــذى وأحمـــد) (‘Sebaik-baik kalian adalah yang “memepalajari” Al-Qur’an dan “mengajarkannya” kepada orang lain’).

Kedua, yang menghidupkan sunnah Rasulillah s.a.w. Mereka ini lah yang dianggap sebagai ‘orang asing’. طوبى للغـــرباء. فقيل: من الغـــراء يا رســـول الله؟ قال: الذين يحيون سنّتـــى ويعلّمونها النّاس (رواه مسلم والتـــرمذى وابن مـــاجه)

(‘Berbahagialah (beruntunglah) orang-orang yang asing. Ditanyakan: ‘Siapakah orang-orang yang asing itu wahai Rasulullah?’ Rasul s.a.w. menjawab: “Orang yang menghidupkan sunnahku dan mengajarkannya kepada manusia’).

Jadi, dua hadits di atas mengajarkan kepada kita dua hal: pertama, mempelajari Kitabullah (Al-Qur’an) dan mengajarkannya kepada orang lain. Dan kedua, mempelajari dan menghidupkan sunnah Nabi s.a.w. serta mengajarkannya kepada orang lain.

BAGAIMANA MENUMBUHKAN CINTA TERHADAP AL-QUR’AN?

  1. Tuturkan Kisah-kisah Al-Qur’an

Ini lah cara yang pertama, agar anak ‘jatuh cinta’ kepada Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an (Qs. Yusuf [12]: 3) disebutkan bahwa kisah nabi Yusuf a.s. disebut oleh Allah s.w.t. sebagai ‘ahsanal qashash’, “the best story” atau “sebaik-baik kisah”, atau “kisah terbaik”.

Contoh-contoh kisah dalam Al-Qur’an yang dapat membentuk karakter baik anak adalah:

(1). Kisah nabi Yusuf a.s.: agar anak menjaga kesucian dirinya (‘iffah). Ini secara sempurna diceritakan di dalam surah Yusuf.

(2). Agar anak cinta ilmu pengetahuan, dapat dituturkan kisah nabi Musa a.s. dan nabi Khidir (Qs. Al-Kahfi).

(3). Tentang berbakti kepada orang-tua dapat dituturkan kisah nabi Ibrahim a.s. dengan ayahnya, dan nabi Ibrahim a.s. dengan anaknya nabi Isma’il a.s. (misalnya dalam: surah al-An’am, al-Syu’ara’ dan al-Shaff).

(4) Tentang kreativitas, dapat diceritakan kisah nabi Nuh a.s. ketika “membuat kapal”. (surah Hud).

(5) dll.

  1. JADIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI BAHAN “PERLOMBAAN”

Ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits atau riwayat-riwayat bisa dijadikan penyemangat anak-anak dalam ‘berdialog’ dan ‘berinteraksi’ dengan Al-Qur’an. Misalnya:

1. “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.” (HR. Al-Bukhari dan al-Tirmidzi).

2. اقـــرأ وارتق (رواه الترمذى وأبو داود) (‘Baca dan naiklah’). Hadits ini mengajarkan bahwa orang yang paling unggul dalam membaca Al-Qur’an saat di dunia, akan meraih tempat tertinggi dan luhur di surga Allah s.w.t.

3. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), ia memperoleh satu kebaikan, dan kebaikan itu digindakan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan ‘Alif Laam Miim’ itu satu huruf. Tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf.” (Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi).

4. “Orang yang membaca Al-Qur’an dan dia pandai (tentangnya), maka ia bersama para malaikat yang mulia dan baik.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

  1. MENGOKOHKAN IKATAN CINTA dengan AL-QUR’AN

TANAMKAN TENTANG “SYAFA’AT” AL-QUR’AN.

من قرأ آية الكرسيّ دبر كلّ صلاة مكتوبة لم يمنعه من دخول الجنّة إلاّ أن يموت (رواه النسائى) (‘Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat wajib, maka ia tidak terhalang masuk surga kecuali oleh kematian’).

  1. JADIKAN ANAK CINTA SURGA DENGAN AL-QUR’AN

Perlu diketahui bahwa di dalam Al-Qur’an diceritakan sekitar 26 sifat penghuni surga, dan hanya 13 ayat yang menceritakan sifat penghuni nerakan. “...barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung...” (Qs. Ali ‘Imran [3]: 185).

  1. Tanamkan kepada anak kita bahwa Al-Qur’an itu adalah “penyembauh atau penawar”. (Katakanlah kepada orang-orang berimana bahwa Al-Qur’an (bagi mereka) adalah “petunjuk” dan “penawar”. (Qs. Fushshilat [41]: 44). ﭧ ﭨ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻ ﭽ ﯢ ﯦوشفاء, lihat juga Qs. Al-Isra’ [17]: 82).

  1. HIDUP BAHAGIAN DENGAN AL-QUR’AN

- Akhlak Rasulullah s.a.w. adalah “Al-Qur’an”. (Qs. Al-Qalam [68]: 4), “Akhlak Rasulullah s.a.w. adalah “Al-Qur’an.” (HR. Ahmad).

- Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an.

- Al-Qur’an dijamin oleh Allah s.w.t. (Qs. Al-Hijr [15]: 9).

- Allah s.w.t. “menantang” siapa saja yang ingin meragukan bahasa Al-Qur’an. (Qs. Al-Isra’ [17]: 88).

  1. BERDIALOG DENGAN AL-QUR’AN

- Allah menciptakan “Jin” dan “manusia” untuk beribadah kepada-Nya (Qs. Al-Dzariyat [51]: 56.

- Dialog yang menonjol dalam Al-Qur’an adalah: (1) kata “Wahai Nabi....”, (2) “Wahi manusia...”, dan (3) “Wahai orang-orang yang beriman...”.

  1. AL-QUR’AN SEBAGAI “PENENTRAM” QALBU.

- Salah satunya adalah: Al-Qur’an mengingatkan kita bahwa “dzikir” itu adalah penentram qalbu. (Qs. Al-Ra’du [13]: 28).

- Allah itu dekat, dan mengabulkan setiap permintaan hamba-Nya yang meminta kepada-Nya. (Qs. Al-Baqarah [2]: 186) dan (Qs. Ghafir [40]: 60).

  1. MEMOTIVASI ANAK UNTUK “MENGHAFAL” AL-QUR’AN.

TAHAPAN HAFALAN:

- Ayat-ayat Pilihan

- Surat-surat Pilihan

- Juz-juz Pilihan

- Juz-juz yang berurutan

- Menghafal Al-Qur’an secara keseluruhan.

  1. ADAB MEMBACA AL-QUR’AN

- Bersiwak, ta’awudz dan basmalah pada tiap-tiap surat.

- Membacanya dalam kondisi yang baik

- Membacanya dengan tartil: tidak terburu-buru

- Khusyuk ketika membaca

- Memerdukan suara ketika membacanya

- Membaca dengan suara pelan, jika takut riya’, atau takut mengganggu orang

- Membaca disertai penghayatan

- Tidak memikirkan hal lain

- Memilih waktu yang tepat

- Membaca Al-Qur’an secara berurutan

- Memadukan antara “membaca” dan “melihat” Mushaf.

Wallahu a’lamu bi al-shawab. (Ar-Raudhatul Hasanah, Minggu 29 Juni 2008)

[Ibnoe Dzulhadi]

Bedah buku ini disampaikan pada hari Minggu, 29 Juni 2008 di Kompleks Politeknik, Jln. Pancur Air, IV, no. 76, Medan, dalam acara Kajian Bulan para dosen Polikteknik USU, Medan.

 

<<Kembali ke posting terbaru

"Berpikirlah Sejak Anda Bangun Tidur" (Harun Yahya)